SELAMAT DATANG DI BLOGG TFM REGIONAL 2

Jumat, 15 Agustus 2008

Hikayat Kisah Teladan

Umar Bin Abdul Aziz
Sejarah mencatat, pernah lahir seorang pemimpin [khalifah] yang berhasil membawa rakyat dan negerinya mencapi kesejahteraan dan kemakmuran. Saking sejahteranya, tak ada seorangpun dari rakyatnya yang beredia menerima zakat, sehingga perlu diumumkan kepada semua penduduk negeri, bahwa siapa yang membutuhkan dan menggunakan, bahkan untuk biaya pernikahan sekalipun. Dialah Umar Bin Abdul Aziz yang juga dikenal dengan sebutan Umar II.
Umar lahir tahun 63H [682M] di Halwan, sebuah desa di Mesir. Ayahnya Abdul Aziz bin Marwan adalah seorang Guberbur Mesir adik Khalifah Abdul Malik, sedangkan ibunya bernama Ummu Usim adalah cicit Khalifah Umar bin Khaththab. Semasa kecil ia tinggal di Madinah dan dibesarkan dibawah bimbingan Ibnu Umar, salah seorang pewari hadits terbanyak. Setelah ayahnya meniggal, ia dipanggil ke Damaskus oleh Pamannya Kahlifah Abdul Malik, dan dinikahkan dengan putrinya Fatimah.
Kemudian pada 706 M, Umar ditunjuk oleh Khalifah Al Walid I menjadi Gubernur Madinah. Dimasa menjadi gubernur Madinah inilah tersiar kisah yang amat masyur. Dalam sebuah versi dikisahkan, saat Umar berada diruang kerjanya, sang istri meminta dipersilahkan masuk, tetapi ia meminta istrinya untuk mengganti lampu yang digunakan dengan lampu miliknya sendiri. "Kita tak boleh menggunakan lampu yang dibiayai dari baitul mal untuk kepentingan pribadi kita," katanya kepada istrinya.
Setelah kahlifah Sulaiman bin Abdul Malik [Al Walid II] wafat, ia ditunjuk sebagai Khalifah. Meski Umar enggan menerimanya, semua rakyat sepakat dan berbai'at kepadanya. Pada hari kedua setelah dilantik dan setelah menyampaikan khotbah umum, ia pulang sambil menangis dan ditegur istrinya, " apa yang engkau tangiskan?" ia menjawab " Wahai istriku, aku sedang diuji dengan jabatan ini. Aku teringat pada orang-orang yang miskin, janda, anak-anak yang rezekinya sedikit. Aku tahu, ia di akhirat kelak mereka akan menuntutku dan aku takut tak bisa menjawab tuntutan mereka, karena yang menjadi pembelanya adalah Rasulullah SAW" mendengar jawaban itu, istrinya pun ikut menangis. Ini sebuah hikayat yang patut kita teladani para pemimpin kita semua.

Tidak ada komentar: